Prabowo berpidato dengan durasi total sekitar enam menit sepuluh detik. Pada sekitar satu menit terakhir, ketika menegaskan desakan Indonesia mengenai penghentian bencana kemanusiaan di Gaza, mikrofon tiba-tiba tidak berfungsi.
Dalam pidatonya, Presiden menekankan pentingnya pengakuan terhadap Palestina serta penghentian segera perang di Gaza.
“Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza, dan mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, dan kecurigaan,” ujar Prabowo.
Ia juga menegaskan komitmen Indonesia untuk ikut serta dalam upaya perdamaian.
“Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian,” lanjutnya.
Meski mikrofon mati, Prabowo tetap melanjutkan penyampaian pidato hingga akhir. Petugas protokol tampak mendekati mimbar untuk mengantisipasi gangguan teknis tersebut. Beberapa saat kemudian, suara Presiden kembali terdengar melalui mikrofon saat menutup pidato dengan seruan damai.
“Terima kasih banyak. Damai, damai sekarang, damai segera. Kita butuh perdamaian. Terima kasih banyak,” ucapnya.
Direktur Informasi Media Kementerian Luar Negeri RI, Hartyo Harkomoyo, menjelaskan bahwa gangguan mikrofon tersebut bukan disebabkan kendala teknis, melainkan prosedur yang berlaku di forum internasional tersebut.
“Setiap negara mendapatkan kesempatan berbicara selama lima menit. Apabila pidato melebihi waktu yang ditentukan, maka mikrofon akan dimatikan,” kata Hartyo dalam keterangannya.
Ia menegaskan bahwa meskipun mikrofon dimatikan, pidato Presiden Prabowo tetap dapat didengar jelas oleh para delegasi yang hadir di ruang sidang. *