Damaskus, — Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa bersama Gubernur Bank Sentral Suriah Abdul Qadir Al-Hasriya secara resmi meluncurkan desain uang kertas baru pada Senin, 29 Desember 2025 menggantikan mata uang lama yang menampilkan gambar mantan penguasa Bashar Assad dan keluarganya. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu memulihkan kepercayaan publik serta memperbaiki posisi nilai tukar pound Suriah yang terpuruk akibat lebih dari satu dekade perang saudara.
Peluncuran mata uang baru ini menjadi bagian dari kebijakan redenominasi, yakni penghapusan dua nol pada nominal uang. Uang kertas baru tersebut akan mulai beredar pada 1 Januari, dengan pecahan mulai dari 10 hingga 500 pound Suriah. Desainnya menampilkan simbol-simbol pertanian khas Suriah, seperti bunga mawar, gandum, zaitun, dan jeruk.
Dalam pidatonya saat peluncuran, Al-Sharaa menyatakan bahwa mata uang baru ini menandai berakhirnya fase lama yang tidak lagi dirindukan, sekaligus menjadi awal dari babak baru yang diharapkan oleh rakyat Suriah. Menurutnya, desain uang kertas tersebut mencerminkan identitas nasional yang baru dan menjauh dari pengkultusan individu.
“Desain mata uang baru adalah ekspresi identitas nasional yang baru dan langkah untuk meninggalkan pemujaan terhadap tokoh tertentu,” ujar Al-Sharaa seperti dilansir dari Arabnews, Senin (29/12/2025).
Bank Sentral Suriah resmi meluncurkan lira Suriah versi baru sebagai bagian dari reformasi sistem moneter. Gubernur Bank Sentral Suriah, Abdul Qadir Al-Hasriya, menegaskan bahwa kebijakan ini bersifat teknis dan tidak mengubah nilai riil mata uang, melainkan hanya menghapus sejumlah nol untuk mempermudah transaksi masyarakat.
Dalam sesi dialog pada acara peluncuran lira Suriah baru, Al-Hasriya menjelaskan bahwa tujuan utama kebijakan ini adalah menyederhanakan prosedur keuangan, memudahkan aktivitas ekonomi sehari-hari, serta memutus keterkaitan dengan simbol-simbol lama yang dianggap usang. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan memastikan nilai yang beredar benar-benar mencerminkan kondisi ekonomi.
Al-Hasriya menyebutkan bahwa Suriah mempelajari sejumlah pengalaman internasional yang dinilai berhasil dalam melakukan redenominasi mata uang, seperti Prancis dan Jerman. Menurutnya, negara-negara tersebut melakukan langkah serupa setelah melewati masa perang atau perubahan politik besar, situasi yang dinilai relevan dengan kondisi Suriah saat ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa manajemen Bank Sentral Suriah saat ini mewarisi kondisi institusi yang “sangat buruk” akibat praktik pemerintahan sebelumnya. Meski demikian, ia menegaskan bahwa berbagai tantangan tersebut berhasil dihadapi hingga tercapai stabilitas moneter dalam beberapa waktu terakhir.
Lebih lanjut, Al-Hasriya memastikan bahwa penukaran mata uang tidak akan berdampak pada nilai tukar lira Suriah terhadap mata uang asing. Ia justru optimistis kebijakan ini akan mendorong masyarakat kembali menggunakan lira Suriah dalam transaksi harian, sehingga memperkuat posisi mata uang nasional.
Proses penukaran lira lama ke lira baru direncanakan berlangsung selama 90 hari dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. Selama masa transisi, harga barang dan jasa akan dicantumkan dalam dua mata uang, yakni lira lama dan lira baru. Bank Sentral juga akan menggelar kampanye informasi untuk menjelaskan secara rinci mekanisme dan tahapan penukaran kepada masyarakat.
Al-Hasriya mengimbau warga Suriah agar tetap tenang dan percaya terhadap proses ini. Ia menegaskan bahwa batas waktu penukaran yang ditetapkan merupakan bagian penting agar proses berjalan lancar dan tidak menimbulkan tekanan inflasi maupun lonjakan harga.
Selain itu, ia meminta para pedagang dan penukar uang untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak memanfaatkan momentum penukaran mata uang untuk kepentingan spekulatif atau merugikan masyarakat.
Peluncuran lira Suriah baru ini disebut sebagai salah satu instrumen menuju sistem perbankan yang lebih sehat dan modern, termasuk pengembangan sistem pembayaran digital yang lebih inklusif di masa mendatang. *
Sumber : Al Jazeera | Weblink : https://www.aljazeera.net/ebusiness/2025/12/29/syria-pound-syrians-symbols





