Jakarta – Presiden Prabowo resmi melantik Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam), menggantikan Budi Gunawan. Nama Djamari bukan sosok baru dalam dinamika militer Indonesia. Ia pernah menjadi Sekretaris Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang memutuskan pemberhentian Prabowo Subianto dari dinas militer pada 1998.
Pada 1998, DKP yang dipimpin Jenderal Subagyo Hadisiswoyo dengan anggota sejumlah jenderal, termasuk Fachrul Razi, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agum Gumelar, Yusuf Kartanegara, dan Arie J Kumaat, menyatakan Prabowo terbukti melakukan pelanggaran dalam operasi penculikan aktivis 1997–1998. Putusan itu mengakhiri perjalanan karier militer Prabowo di tubuh ABRI.
Djamari sendiri merupakan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1971, tiga tahun lebih senior dari Prabowo maupun Sjafrie Sjamsoeddin yang lulus pada 1974. Ia berasal dari korps Infanteri dan mengawali kariernya di kesatuan Kostrad dengan baret hijau.
Karier militernya menanjak hingga menduduki sejumlah posisi strategis. Pada 1997–1998, ia menjabat Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi. Setahun kemudian, Djamari dipercaya memimpin Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), menggantikan Johny Lumintang yang sebelumnya menggantikan Prabowo.
Selepas menjabat Pangkostrad, Djamari diangkat menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada 1999–2000. Kariernya berlanjut dengan jabatan Kepala Staf Umum TNI pada 2000–2004 sebelum akhirnya memasuki masa purnatugas.
Kini, perjalanan panjang di dunia militer mengantarkan Djamari kembali ke panggung utama politik dan keamanan nasional. Ia resmi mengisi kursi Menko Polkam yang sempat dijabat secara ad interim oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin setelah reshuffle kabinet pada Senin (8/9) lalu. *