Akhmad Syukri menceritakan bahwa dirinya terjebak di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) saat banjir-longsor melanda. Ia kemudian memutuskan menempuh perjalanan darat dengan berjalan kaki, menyusuri daerah terkena dampak untuk kembali ke Sibolga. “Hari Jumat siang, alhamdulillah saya sampai di Sibolga dengan berjalan kaki 3 hari 2 malam,” tulisnya dalam keterangan di Instagram pada Sabtu (29/11/2025).
Dalam perjalanan tersebut, ia melintasi jalur Parsikkaman di Taput, memasuki Desa Naga Timbul di Tapanuli Tengah (Tapteng), sebelum akhirnya tiba di Kota Sibolga. Menurutnya, selama tiga hari penuh ia tidak dapat memberikan informasi apa pun kepada pemerintah kota karena jaringan telekomunikasi rusak total. “Dan saya berusaha memberi informasi ke Kota Sibolga, tetapi tidak ada jaringan sama sekali,” ujarnya.
Setibanya di Sibolga, Akhmad Syukri langsung melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk percepatan penanganan bencana. Ia menyebut telah menggelar rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang datang dari Jakarta. “Sampai Sibolga, saya langsung bekerja, rapat koordinasi dengan BNPB untuk menyelesaikan bencana di Kota Sibolga,” ungkapnya.
Sebelumnya, Akhmad Syukri sempat dilaporkan hilang karena tidak dapat dihubungi sejak bencana terjadi. Kondisinya sempat menjadi perhatian publik hingga akhirnya Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi kembali dengan sang wali kota. “Kondisinya alhamdulillah tidak ada masalah, sehat walafiat, mungkin sekarang kecapekan,” ujar Suharyanto, Jumat (28/11).
Peristiwa hilangnya komunikasi selama tiga hari itu menambah panjang dampak dari bencana banjir dan longsor yang melumpuhkan akses di sejumlah daerah di Sumatera bagian utara. Pemerintah daerah bersama BNPB kini terus melakukan upaya percepatan evakuasi, pendataan, dan pemulihan jaringan komunikasi di wilayah terdampak.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5427275/original/021281400_1764343066-e843671d-ef59-4885-af84-c8bf6f58ae19.jpeg)




