30 November 2025 - Sumatera kembali berduka. Banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November 2025 ini telah menimbulkan tragedi kemanusiaan yang memilukan. Ratusan korban jiwa telah jatuh, banyak yang masih hilang, dan ribuan warga terpaksa mengungsi. Kerugian materil pun sangat besar: rumah-rumah hancur, infrastruktur rusak, dan ribuan keluarga kehilangan harta benda serta mata pencaharian.
Partai Masyumi menegaskan bahwa peristiwa ini bukan sekadar bencana alam. Fakta-fakta di lapangan menunjukkan adanya kejahatan ekologis. Banjir kali ini bukan hanya meluapnya air karena curah hujan tinggi di hulu, tetapi juga aliran lumpur dan kayu-kayu gelondongan dalam jumlah besar yang mengalir dari pegunungan ke pemukiman warga. Bukti ini menunjukkan adanya perusakan hutan, pembalakan liar, penebangan pohon, dan operasional tambang yang massif.
Al-Qur’an telah mengingatkan: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia…” (QS. Ar-Rum: 41). Maka janganlah manusia berlaku sombong di bumi dan berbuat kerusakan, sebab alam adalah amanah yang harus dijaga, bukan untuk dirusak.
Dalam pernyataan sikapnya, Partai Masyumi menyampaikan duka mendalam dan menyerukan langkah-langkah nyata. Ketua Umum Partai Masyumi, Dr. Ahmad Yani, menegaskan bahwa tragedi ini adalah peringatan keras bagi bangsa. “Keluarga Besar Partai Masyumi turut berbelasungkawa atas semua keluarga yang menjadi korban. Sangat jelas dari fakta-fakta yang ada, bahwa bencana ini tidak sekadar karena cuaca dan curah hujan yang ekstrem, tetapi karena pihak-pihak yang melakukan pengrusakan hutan sehingga menghancurkan ekosistem penyanggah lingkungan. Para pelaku, baik korporasi maupun individu, termasuk oknum pengambil kebijakan yang lalai atau terlibat, harus diusut, dibawa ke pengadilan, dan dijatuhi hukuman berat,” ujarnya.
Partai Masyumi juga menyerukan agar pemerintah segera memobilisasi bantuan ke daerah-daerah terisolir, agar korban segera dapat ditolong dan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi. Di saat yang sama, masyarakat Indonesia diajak untuk menunjukkan solidaritas, saling membantu dan meringankan beban saudara-saudara yang tengah mengalami penderitaan.
Lebih jauh, Partai Masyumi menekankan bahwa pemerintah ke depan harus memiliki sistem dan regulasi mitigasi bencana yang lebih jelas dan tegas, agar tragedi serupa dapat diantisipasi dan tidak kembali menelan korban rakyat.
Partai Masyumi menutup pernyataannya dengan seruan solidaritas nasional, empati, dan aksi nyata untuk menyelamatkan korban, menegakkan hukum, serta memperbaiki tata kelola lingkungan. Bencana ini adalah peringatan keras bahwa keserakahan segelintir orang dapat menghancurkan kehidupan banyak orang. Hanya dengan keadilan, amanah, dan kepedulian, Indonesia dapat dibangun sebagai bangsa yang selamat, beradab, dan bermartabat.





