TriasPolitica.net : Menko Polhukam Mahfud MD menyebut penyelenggaraan Pemilu 1999 hingga Pemilu 2019 selalu diwarnai kecurangan. Mahfud menilai, kemungkinan Pemilu 2024 juga tidak akan terlepas dari hal itu.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari merespons santai pernyataan Mahfud tersebut. Hasyim Asy’ari mempersilahkan wartawan untuk menanyakan langsung kepada Mahfud MD apa maksud dari pernyataan tersebut.
“Jangan tanya saya, tanya Pak Mahfud ‘maksudnya apaan Pak’. Kalau saya menafsirkan pernyataan beliau saya khawatir saya salah,” ungkap Hasyim kepada wartawan di Gedung KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Mei 2023.
Meski begitu, Hasyim menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan banyak strategi untuk mengantisipasi potensi kecurangan pada Pemilu 2024 nanti. Antara lain dengan menerapkan sistem informasi penghitungan suara (situng) yang sudah dibuat sejak Pemilu 2019, dan akan digunakan kembali pada Pemilu 2024 mendatang.
Situng ini merupakan pengembangan dalam scan C1 yang diterapkan pertama pada Pemilu 2014. Dalam hal ini, petugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) menscan C1 dan diupload ke website KPU untuk dipublikasikan dalam tabulasi.
“KPU juga melakukan verifikasi, apakah hitungannya sudah benar atau tidak. Kalau ada tuduhan, ‘Hitungannya enggak bener, kok dipublikasi?’ Memang kita publikasikan apa adanya, senyatanya. Kalau memang salah, supaya publik juga tahu bahwa ada hitungan yang salah,” tegasnya.
Tak hanya itu, Hasyim juga menegaskan pihaknya siap membuka ulang kotak suara jika terdapat komplain hasil penghitungan suara pada pencoblosan nanti.
“Kalau masih ada yang komplain atau menganggap problem hasil penghitungan di TPS, pengalaman tahun 2019 kemarin, kita perintahkan buka kotak suara di TPS yang dimaksud,” kata Hasyim. ***
Indonesian Islamic News Agency (IINA)