TriasPolitica.net : Presiden Iran Ibrahim Raisi menyuarakan penolakannya atas wacana normalisasi hubungan diplomatik beberapa negara-negara Islam dan Arab dengan Israel. Menurut Ibrahim Raisi, pendekatan yang harus dipakai dalam menghadapi Israel adalah perlawanan bukan berdamai.
“Normalisasi hubungan dengan rezim Zionis adalah tindakan kemunduran bagi setiap pemerintah negara Islam yang melakukannya," kata Ibrahim Raisi saat membuka Konferensi Internasional untuk Persatuan Islam di Teheran, Ahad (1/10/2023).
Raisi menekankan, perlawanan adalah cara yang tepat untuk menghadapi Israel. “Mengadopsi opsi perlawanan dalam menghadapi musuh telah terbukti sangat berhasil, dan telah menghilangkan opsi untuk menyerah dan berkompromi, memaksa musuh untuk mundur dan dikalahkan,” ungkapnya.
Pernyataan Ibrahim Raisi muncul di tengah tercapainya peluang normalisasi diplomatik antara Arab Saudi dan Israel. Ibrahim Raisi juga pernah menyampaikan bahwa kesepakatan normalisasi Riyadh dengan Tel Aviv akan menjadi tikaman dari belakang bagi rakyat Palestina.
Sebelumnya, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada 22 September 2023 lalu, PM Israel Benjamin Netanyahu membahas tentang perkembangan normalisasi diplomatik Israel dengan dunia Arab.
Netanyahu mengatakan, Palestina tidak berhak melarang perjanjian perdamaian negara-negara Arab dengan Israel. “Lebih banyak perdamaian antara Israel dan negara-negara Arab akan meningkatkan prospek terciptanya perdamaian antara Israel dan Palestina,” ujarnya
Diketahui, beberapa negara Islam dan Arab telah melakukan normalisasi dengan Israel di antaranya : Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, dan Maroko pada tahun 2023 melalui kesepakatan “Abraham Accords". ***
Editor : AM. Isa Karim D | TriasPolitica.net | Islamic Republic News Agency (IRNA)