Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ini Sikap Pengurus Wilayah Soal Pemakzulan Gus Yahya dari Kursi Ketum PBNU!

Sejumlah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) mulai menyatakan sikap atas munculnya risalah rapat harian Syuriah PBNU yang meminta Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengundurkan diri. Respons yang muncul beragam, mulai dari dukungan terhadap keputusan Syuriah hingga penegasan untuk menunggu hasil final dari otoritas PBNU.

JAKARTA — Risalah rapat harian Syuriah PBNU yang berisi permintaan agar Gus Yahya mundur dari jabatan ketua umum dalam tiga hari memicu respons dari sejumlah pengurus wilayah Nahdlatul Ulama. Sikap yang ditunjukkan berbeda-beda, namun sebagian besar menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan menyerahkan sepenuhnya kepada struktur tertinggi organisasi.

Ketua PWNU Kalimantan Selatan, Muhammad Tambrin, menjadi salah satu yang secara tegas menyatakan dukungan terhadap keputusan Syuriah. Ia menegaskan pihaknya mendengar dan menaati keputusan Rais Aam sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam tubuh NU.

“Rais Aam PBNU adalah jabatan tertinggi di organisasi. Kami mendengar dan menaati titahnya,” ujarnya saat dihubungi pada Sabtu, 22 November 2025.

Berbeda dengan PWNU Kalsel, PWNU Jawa Tengah mengambil posisi lebih moderat. Ketua PWNU Jateng, Abdul Ghaffar Rozin, mengatakan pihaknya akan menerima apa pun konsensus yang dihasilkan oleh para pemegang otoritas PBNU. Ia menilai pengurus wilayah maupun cabang memang tidak memiliki kapasitas untuk menentukan sikap dalam dinamika internal di tingkat pusat.

“Kami memohon kepada PBNU untuk mencari formulasi terbaik atas perbedaan pendapat yang berpotensi mengganggu solidaritas dan konsolidasi NU secara nasional,” ujarnya.

Nada serupa disampaikan oleh Ketua PWNU DKI Jakarta, Samsul Ma’arif. Ia menegaskan bahwa dinamika yang terjadi di rapat harian Syuriah merupakan ranah PBNU dan jajaran Syuriah, sehingga pengurus di bawahnya tidak semestinya ikut berspekulasi.

“Kami pada hakikatnya menghargai semua pendapat yang berkembang,” ujar Samsul. Ia meminta seluruh pengurus NU di berbagai tingkatan untuk tidak memberikan komentar publik sampai ada keputusan final. “Mudah-mudahan ada titik temu terbaik untuk kemaslahatan organisasi NU. Pokoknya kami hanya menunggu.”

Sebelumnya, permintaan agar Gus Yahya mundur muncul dalam risalah rapat harian Syuriah PBNU yang digelar di Hotel Aston Jakarta pada Kamis, 20 November 2025. Dalam dokumen tersebut, Syuriah memberi waktu tiga hari kepada Gus Yahya untuk mengundurkan diri. Jika tidak, peserta rapat menyatakan akan mengambil langkah pemakzulan.

Hingga kini, PBNU maupun Gus Yahya belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait ultimatum tersebut. Publik dan warga NU menanti perkembangan lebih lanjut dari dinamika internal organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. *

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram TriasPolitica.net, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Ads Bottom

Copyright © 2023 - TriasPolitica.net | All Right Reserved