Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Menko AHY Bandingkan Banjir Sumatera dengan Tsunami Aceh 2004: Wilayah Terdampak Kini Lebih Luas

Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), membandingkan bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dengan tsunami Aceh 2004. Meski jumlah korban jiwa pada bencana kali ini tidak sebesar tsunami 2004, AHY menegaskan cakupan wilayah terdampaknya jauh lebih meluas dan tidak dapat dianggap ringan.

Hal tersebut disampaikan AHY dalam sambutannya pada acara Pamor Persada Peduli Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar di Lapangan Tembak Brigade Parako I Pasgat Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (14/12/2025). Menurutnya, tsunami Aceh 2004 merupakan salah satu bencana dengan korban terbesar di abad ke-21, dengan sekitar 200.000 orang meninggal dunia dan hilang. Namun, bencana yang terjadi saat ini berdampak pada wilayah yang jauh lebih luas.

AHY mengungkapkan bahwa pada fase awal bencana, masih terdapat keraguan di tengah masyarakat terkait skala dampak yang ditimbulkan. Informasi di media sosial, kata dia, banyak bercampur dengan konten lama maupun hasil manipulasi teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, setelah meninjau langsung ke lapangan, AHY memastikan bahwa dampak bencana di tiga provinsi tersebut sangat serius.

Di Provinsi Aceh, AHY menyebutkan sebanyak 18 dari 23 kabupaten/kota terdampak bencana. Dampak tersebut terjadi secara merata, mulai dari wilayah Pantai Timur, Pantai Barat, hingga kawasan tengah dan pegunungan seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, Takengon, dan Gayo.

Kondisi serupa juga terjadi di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Di Sumatera Utara, 18 dari 33 kabupaten/kota dilaporkan terdampak. Sementara di Sumatera Barat, sebanyak 16 dari 19 kabupaten/kota mengalami kerusakan, termasuk kawasan wisata Lembah Anai. AHY menyebut infrastruktur di kawasan tersebut mengalami kerusakan parah, seperti jalan dan jembatan yang hancur.

Untuk menangani dampak bencana, AHY mengatakan pemerintah segera berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), termasuk melaksanakan operasi modifikasi cuaca. Langkah ini dilakukan guna mendukung mobilisasi pesawat dan helikopter dalam penyaluran bantuan ke wilayah yang terisolasi akibat putusnya akses darat.

Penyaluran bantuan dilakukan melalui jalur udara menggunakan helikopter Caracal untuk menjangkau sejumlah titik di Aceh, serta melalui jalur laut dengan mengerahkan kapal perang TNI Angkatan Laut (KRI) ke wilayah Aceh Tamiang, Lhokseumawe, dan sekitarnya.

AHY menuturkan Aceh Tamiang menjadi salah satu daerah dengan dampak terparah. Banyak rumah warga hancur total, bahkan sejumlah desa dilaporkan hilang. Kondisi tersebut membuat aparat daerah dan masyarakat setempat mengalami kebingungan akibat kerusakan yang sangat masif.

Bencana yang dipicu fenomena siklon tropis ini, lanjut AHY, telah menyebabkan sekitar 950 orang meninggal dunia, 250 orang dinyatakan hilang, sekitar 5.000 orang dirawat, serta hampir satu juta warga mengungsi. Selain itu, sebanyak 12 kecamatan di Aceh Tamiang masih mengalami pemadaman listrik total.

Menutup keterangannya, AHY mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Ia menekankan pentingnya kesadaran bersama agar aktivitas manusia tidak memperparah dampak bencana alam di masa mendatang, meskipun bencana tersebut dipicu oleh fenomena alam seperti siklon tropis. *

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram TriasPolitica.net, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Ads Bottom

Copyright © 2023 - TriasPolitica.net | All Right Reserved