TriasPolitica.net : Negara-negara Arab maupun negara mayoritas Muslim memang menyatakan dukungannya kepada rakyat Palestina dalam menghadapi serangan dan operasi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina. Namun dukungan yang diberikan bukan pengerahan pasukan militer atau pun bantuan senjata kepada kelompok perjuangan Palestina, Hamas.
Dukungan itu melainkan berupa bantuan finansial maupun bantuan kemanusiaan untuk menopang kehidupan rakyat Gaza yang menderita dan dukungan diplomasi di PBB untuk menghentikan perang Israel di Gaza.
Iran, salah satunya yang menyatakan siap mendukung Hamas juga tidak mengerahkan pasukan militernya ke Gaza. Namun, PM Israel Benjamin Netanyahu berulang kali menyatakan 90 persen anggaran militer Hamas berasal dari Iran.
“Iran mendukung Hamas. Saya kira 90 persen anggaran militer Hamas berasal dari Iran. Ia mendanai, mengorganisir, mengarahkannya,” ujar Netanyahu saat mengumumkan dimulainya invasi darat Israel ke Gaza, pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Berikut 5 Alasan Negara-negara Arab tidak mengirimkan pasukan militernya ke Gaza :
1. Diplomasi
Negara-negara Arab cenderung mendukung perjuangan Palestina melalui upaya diplomasi dan bantuan kemanusiaan daripada intervensi militer langsung. Mereka berupaya untuk mencapai solusi politik yang berkelanjutan melalui negosiasi dengan pihak-pihak yang terkait, seperti : PBB, OKI, Uni Eropa.
2. Aliansi Internasional
Beberapa negara Arab memiliki hubungan diplomatik dan aliansi strategis dengan negara-negara Barat, yang mungkin menghendaki stabilitas di Timur Tengah. Intervensi militer dapat memperburuk hubungan mereka dengan negara-negara Barat, meski faktanya Barat mendukung Israel.
3. Ketidaksetujuan Internasional
Terdapat kekhawatiran bahwa intervensi militer dalam konflik Israel-Hamas dapat menimbulkan reaksi internasional yang merugikan, termasuk sanksi ekonomi dan tekanan politik. Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya sudah terbiasa menggunakan taktik penjatuhan sanksi untuk melemahkan mereka yang dianggap berseberangan dengan kebijakan internasional Barat.
4. Kompleksitas Konflik
Konflik Israel-Palestina, khususnya dengan Hamas, merupakan konflik yang sangat kompleks dengan sejarah panjang dan berbagai aspek politik, etnis, dan agama. Intervensi militer dapat memperumit situasi dan berpotensi mengakibatkan konsekuensi yang sulit diprediksi. Selain itu, dukungan terhadap Hamas kerapkali dikaitkan dengan dukungan terhadap organisasi teror, meskipun Hamas berulang kali menolak kelompoknya disebut sebagai organisasi teroris.
5. Prioritas Domestik
Negara-negara Arab seringkali memiliki masalah internal yang memerlukan perhatian sendiri, seperti pembangunan ekonomi, stabilitas politik, dan isu-isu keamanan internal. Fokus pada konflik luar negeri mungkin bukan prioritas utama mereka. Selain itu, di beberapa negara Arab juga sering terjadi konflik berkepanjangan, seperti di: Suriah, Irak, Lebanon, Sudan, Mesir, Yaman, Al Jazair dan lainnya. ***
Editor : AM. Isa Karim D | Indonesian Islamic News Agency (IINA)