TriasPolitica.net : Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dinilai sudah melenceng. Karena itu, Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) akan segera mengembalikannya ke fatsun awal.
Pernyataan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/7/2024). Menurut Gus Ipul, langkah awal akan dilakukan adalah membentuk Panitia Khusus, yang disebut Tim Lima.
Saifullah Yusuf menyatakan, salah satu alasan mengapa mereka hendak membentuk tim 5 atau panitia khusus (pansus) buat menarik kembali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) karena dianggap sudah menyimpang.
"Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” kata lelaki akrab disapa Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Jumat (26/7/2024).
Gus Ipul menyebut tim itu dibentuk sebagai upaya PBNU meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya, yakni PBNU.
"Langkah ini setelah melihat pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris," ujar Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, elite PKB saat ini kerap membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal pendirian PKB.
Bahkan Gus Ipul menuding ada upaya yang nyata dan sistematis dilakukan elite PKB buat menjauhkan PKB dari struktural NU.
Gus Ipul mengingatkan PKB didirikan oleh struktur NU, mulai dari PBNU sampai tingkat ranting. Sehingga menurut dia, PKB tidak akan pernah terbentuk tanpa bantuan struktur NU.
Adapun beberapa pernyataan elite PKB yang dianggap jauh dari sikap NU yang menganggap suara PBNU tidak perlu didengarkan. Karena tidak mendengarkan PBNU berakibat PKB gagal dalam proses Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Gus Ipul menjelaskan, tim 5 sedang digagas kemungkinan mirip dengan tim dibentuk oleh PBNU pada awal masa reformasi buat mendirikan PKB.
Akan tetapi, kata Gus Ipul, tim itu baru bisa terwujud setelah mendapatkkan persetujuan dari Rais Aam KH Miftachul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
“Kita akan undang bergabung seluruh tokoh, para aktivis NU untuk dimintai pendapatnya terkait hal ini,” kata Gus Ipul. ***
Indonesian Islamic News Agency (IINA)