Jakarta — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi. Hal itu disampaikan Bahlil usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2025).
Bahlil mengatakan, pertemuannya dengan Presiden membahas perkembangan penanganan bencana di wilayah terdampak, mulai dari pemulihan listrik, distribusi BBM, hingga pasokan LPG. Ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo meminta percepatan penanganan di seluruh sektor untuk memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi.
“Ya ini hujannya yang tinggi. Itu yang menjadi salah satu penyebabnya,” ujar Bahlil. “Bapak Presiden memerintahkan agar bisa lebih cepat. Makanya saya kemarin tiga hari di sana, memastikan semuanya,” tambahnya.
Pemulihan Listrik Mulai Berangsur Pulih
Dalam laporannya, Bahlil memastikan bahwa aliran listrik di wilayah terdampak bencana mulai kembali menyala secara bertahap. Ia menyebut sejumlah daerah di Sumatra Utara seperti Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Sibolga ditargetkan pulih mulai Kamis malam.
“Insyaallah besok malam listrik di Sumatera Utara, di Tapteng, Tapsel, kemudian Sibolga sudah menyala berangsur-angsur dan mulai membaik,” ujarnya.
Korban Jiwa Capai 836 Orang, 518 Masih Hilang
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor di Sumatra terus bertambah. Hingga Kamis (4/12/2025) pukul 16.00 WIB, total korban meninggal mencapai 836 orang, sementara 518 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut Aceh menjadi provinsi dengan jumlah korban jiwa terbanyak, yaitu 325 orang, setelah 48 jenazah tambahan ditemukan dalam satu hari.
“Penambahan paling banyak di Provinsi Aceh, sebanyak 48 korban,” jelas Abdul.
Di Sumatra Utara, proses pembukaan jalan di Adian Koting menemukan 12 jenazah, sehingga total korban meninggal di provinsi tersebut mencapai 311 orang. Sementara di Sumatra Barat, jumlah korban meninggal bertambah 6 orang, sehingga totalnya menjadi 200 korban jiwa.
Untuk korban hilang, Aceh mencatat 170 orang, Sumatra Utara 127 orang, dan Sumatra Barat 221 orang. Total seluruh korban hilang di tiga provinsi mencapai 518 orang.
Upaya Pencarian dan Penanganan Terus Dilakukan
BNPB dan pemerintah pusat menegaskan bahwa upaya pencarian korban masih berlangsung dengan dukungan penuh dari TNI, Polri, relawan, dan pemerintah daerah. Selain pencarian korban, pemerintah juga terus mempercepat penyediaan logistik, layanan kesehatan, dan pemulihan infrastruktur dasar.
Bencana banjir dan longsor di Sumatra ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir, memicu perhatian nasional dan instruksi langsung dari Presiden Prabowo untuk mempercepat seluruh proses penanganan. *






