Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Dr. Legisan Samtafsir: Musim Haji, Momentum Perbaikan Integritas Bangsa (Part 2)


MUSIM HAJI: MOMENTUM PERBAIKAN INTEGRITAS BANGSA
(Part 2)
Oleh: Dr. Legisan Samtafsir, M.Ag 
(Founder Gerakan Indonesia Mabrur & Ketum Gernas Indonesia Gemilang)

Panggilan Haji
Telah tiba lagi
Menunaikan Ibadah
Panggilan Baitullah...

Ya.., musim Haji telah datang. Jamaah akan mulai memasuki embarkasi tanggal 1 Mei 2025, dan keberangkatan pertama, sehari setelahnya. Gegap gempita 221 ribu Jemaah Haji asal Indonesia akan bertolak ke Tanah Suci Makkah. Benar-benar perhelatan yang mengagumkan. Jika itu adalah Duta Budaya, maka itu akan menjadi pementasan kolosal tingkat dunia. Jika itu Kafilah perang, maka itu akan menjadi buldozer yang mematahkan benteng-benteng musuh. Jika itu warga negara, maka ia akan menjadi 'agen-agen perbaikan bangsa' setelah pulang Haji nanti.

Tergantung perspektif kita melihatnya. Normatifnya, semua ritual Ibadah dalam Islam, tidak diturunkan dalam 'ruang kosong' tanpa konteks. Contoh, 'sholatlah untuk mencegah yang keji dan munkar'; 'berpuasalah agar bertakwa'; 'beribadahlah agar bertakwa'; 'berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa'; 'dan bertaqwalah untuk menjadi yang paling mulia'.

Jadi, semua ibadah ritual itu mengandung konteks 'outcome'-nya (apa yang akan dicapai). Dan mencapai outcome itulah, sesungguhnya model berpikir tindakan yang bertujuan dan produktif. Sehingga, bukan sekedar menekankan pelaksanaannya, bukan sekedar menjalani prosesnya, tetapi sangat menekankan pencapaian target outcome-nya.

Demikian juga dengan Haji ini; tidak cukup hanya dilihat sebatas pelaksanaan Rukun dan syaratnya saja, sebatas ritualnya tanpa outcome. Tapi haruslah dilihat dan dipersiapkan, apa target yang akan dicapai setelah Haji nanti. 

Artinya, Haji memang ritual ibadah. Tapi jika model berpikir seperti itu yang kita gunakan, maka dari pelaksanaan Haji itu, sangatlah kita harapkan outcome-nya, setelah pulang nanti, adakah perbaikan bangsa akan benar-benar kita rasakan. 

Haji dan Darurat Integritas Bangsa

Darurat integritas? 

Ya, Indonesia sedang dalam berbagai darurat. Seperti kata Dr. Abdullah Hehamahua, penasihat KPK 2005–2013, yang juga sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi, bahwa 'Indonesia saat ini sedang mengalami 5 krisis sekaligus, yaitu krisis korupsi, narkoba, keluarga, penegakan hukum dan krisis Nasionalisme. Akar dari semua krisis itu tidak lain adalah krisis integritas. 

Sebagai contoh. Survey IPSOS, Global Trustworthiness Index, 2023, menyebutkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polisi hanya 27%, Pegawai Pemerintah 32% dan Politisi hanya 24%. Data KPK menyebutkan antara tahun 2020-2024, kasus korupsi yang ditangani sudah mencapai 2.730 perkara. Statistik KPK antara 2004-2019 menunjukkan lonjakan yang mengerikan, dari jumlah 27 kasus melonjak menjadi 736 kasus (www.kpk.go.id).

Pada krisis keluarga. Data menunjukkan kasus perceraian antara tahun 2010-2015 meningkat 15-20%. Tapi periode 2015-2020 peningkatannya 72%. Pada sisi darurat Narkoba tahun 2023, data menunjukkan prevalensi 1,7%, yang artinya setara 3,3 juta penduduk Indonesia umur 15-64 tahun menyalahgunakan narkoba (BNN-RI).

Data itu bisa dilanjutkan lagi, bahwa betapa Indonesia ada dalam darurat. Maka pertanyaannya, bisakah pelaksanaan kolosal Haji itu akan menghasilkan perbaikan integritas bangsa? Sebagai pemimpin Bangsa yang tertinggi, Presiden Prabowo sejatinya ambil peduli terhadap target outcome itu. Tidak sekedar melihat Haji sebagai kewajiban pribadi dan Pemerintah hadir untuk melayaninya, tetapi lebih dari itu Pemerintah memastikan Haji sebagai momentum besar untuk perbaikan Bangsa Indonesia. 

Jaminan dari Allah-nya sudah jelas, bahwa 'apabila suatu kaum di suatu negeri beriman dan bertaqwa kepada Allah, pasti akan dibuka pintu berkah dari langit dan bumi'. Tetapi artinya, itu hanya terjadi jika pelaksanaan Haji-nya maksimal, menghasilkan insan-insan yang bertaqwa dan menghasilkan perbaikan secara massive di masyarakat. Dan itulah ikhtiar kita semua, yang harus diencourage oleh Kepala Negara, Presiden Prabowo.

Pada sisi Jemaah Haji, sejatinya mereka bertekad kuat untuk melaksanakan Haji dengan niat yang utuh, bahwa Haji-nya adalah untuk perbaikan kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pada sisi petugas Haji, Travel, dan KBIH yang melayaninya, sejatinya mereka hadir dengan sekuat tekadnya untuk memastikan pelaksanaan Haji-nya tidak sekedar tuntas ritual sesuai rukun dan syaratnya, tetapi yang sangat penting adalah memberikan pemahaman dan pemaknaan Haji dalam konteks perbaikan keyakinan, prinsip-prinsip dan perilaku terbaik pada kehidupan pribadi dan dunia professionalnya.

Great Momentum

Musim Haji 2025 ini memang blessing dari Allah untuk Bangsa Indonesia. Hadir di awal perjalanan transformasi yang digaungkan oleh Presiden Prabowo. Ini harus kita sambut dengan sukacita dan gegap gempita. Kita pastikan, oleh-oleh Haji nanti tidak sekedar membawa kurma, zam-zam, sajadah, biji tasbih, dan baju gamis, tapi terutama adalah perbaikan integritas bangsa, sebagai modal sosial pembangunan Indonesia menuju kejayaannya, Indonesia Emas 2045. Fa'tabiru ya ulil albab.
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram TriasPolitica.net, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Ads Bottom

Copyright © 2023 - TriasPolitica.net | All Right Reserved